Selasa, 08 November 2011

Ini Bukan Cinta


mungkin saja memang kamu yang aku inginkan
tapi sepertinya bukan yang aku butuhkan
mengenalmu memang suatu anugerah yang indah
namun sepertinya tidak dengan mendapatkan

sempat ku sebut namamu dalam doa
semoga DIA berkenan menyatukan kita kelak
agar ada kesempatan untuk saling membahagiakan
tapi saat ini semua permintaan sudah kubatalkan

semua bukan karena kamu tidak indah
dan tidak juga karena kamu kurang
karena ternyata mengimbangi itu tidak mudah
daripada sekedar menerima apa adanya

bersama kamu aku ingin bercanda
dengan kamu aku ingin berbagi tawa
tapi aku tidak sanggup membagi duka
jelas ini bukan yang mereka sebut cinta

jelas dan nyata bahwa kamu itu ada
bersama semua mimpi dan angan
semua memang layak untuk kamu dapatkan
dan aku tahu kamu bisa meraihnya

akan tetap kubantu merajut mimpimu
mencoba menambah nilai kebahagiaanmu dari jauh
dalam batas maksimal kemampuanku
walau mungkin kamu tidak tahu

pada suatu titik aku akan berhenti
saat semua mimpi sudah kamu raih
sewaktu definisi bahagia sudah tidak kamu cari
dan perlahan aku pasti melangkah pergi

penyesalan mungkin akan ada pada saatnya
tapi semoga terbayar dengan melihatmu bahagia
aku akan menikmati semua dari kejauhan
tanpa membuat kamu merasa terganggu



08112011
in the middle of the night

Rabu, 21 September 2011

~ s e h a r u s n y a ~

semua ini seharusnya hanya untuk-Mu dan karena-Mu ya Rabb..

semua yang telah aku dapatkan, semua kebahagiaan

jangan berhenti untuk mengajari aku bersyukur.. mengerti, memahami dan menjalankan

bagaimanapun keadaan ku saat ini atau apapun yg akan terjadi nanti

karena..

tidak ada satupun nikmat-Mu yang dapat aku abaikan dan tidak akan pernah bisa aku dustakan

jika aku tampak baik dimata mereka adalah karena karunia-Mu

dan kalau keburukan ku tampak karena mereka bisa melihat yang sebenarnya..

sedih dan keluh yang hadir adalah karena aku manusia dengan segala keterbatasan pikiran dan rasa

isak tangis terkadang membuat aku menyadari begitu berharganya tertawa

keinginanku adalah bahagia dan membahagiakan, tapi sungguh Engkau yang Maha Tahu

tanpa aku mereka bisa bahagia karena-Mu dan begitupun sebaliknya

tapi sekali lagi, keterbatasanku sering membuat aku lupa untuk berprasangka baik kepada-Mu

bahwa kekurangan yang ada adalah cara-Mu untuk menjaga dan mengingatkan untuk terus belajar

tidak akan ada kata puas, karena itu Kau berikan kata cukup untuk mereka yang selalu bersujud

tidak ada yang sempurna, kecuali Engkau..

dan seharusnya setiap poros memang hanya kepada-Mu ya Rabb..



*saat dua jam menunggu dan tidak ada hasil..

Jumat, 16 September 2011

T A K U T

Beberapa hari yang lalu tiba-tiba seorang teman dekat saya bertanya, "Sadar ngga sih Ndah kalo kita ini dididik dan hidup dalam ketakutan?"
"Dalam hal apa nih?" saya nanya balik dulu sambil mikir, karena berbicara sama temen saya yang satu ini terkadang menjadi begitu dalam dan ngga bisa sembarangan.
"Hampir di segala hal, gimana kita ditakut-takutin kalau berbuat salah nanti dihukum, kalau ngga ibadah nanti masuk neraka, kalau ngga nurut nanti dosa." jawab dia semangat.
"Tapi memang begitu kan hidup? semua ada konsekuensinya?" Saya masih nanya balik.
"Iya, itu pointnya 'konsekuensi' tapi bukan berarti harus menanamkan rasa takut, ngga bagus lagi kalau kita hidup dengan rasa takut.."

Kami diam sejenak, saya masih mencoba mencerna apa yang dia maksud, sampai akhirnya kita terlibat pembicaraan yang santai  tapi dalam.. dan seperti yang sudah-sudah pembicaraan begini memang bikin saya jadi terus berpikir dan sekarang mau saya sharing..

Manusia cenderung takut menghadapi hari esok, takut untuk hal yang ngga pasti, takut menghadapi kematian, dan itu memang manusiawi.. Padahal saya pernah baca, ada sebuah penelitian mengatakan bahwa 80% ketakutan yang dimiliki manusia itu ngga penting untuk dipikirin.. Namun demikian rasa takut itu diciptakan Tuhan pasti ada maksudnya, manusia tanpa rasa takut jadinya bukan manusia lagi.. Untuk menjaga manusia dari hal-hal yang berbahaya dan agar lebih hati-hati, misalnya takut loncat dari lantai 10, takut kalau menyetir terlalu ngebut dan sebagainya..

Tapi dalam penerapannya memanfaatkan rasa takut memang menjadi 'tampak' salah.. bisa jadi maksud dan niatnya memang benar tapi cara yang salah menimbulkan efek yang kurang baik dalam beberapa hal.. Kata 'takut' sendiri condong bermakna negatif, dan mempunyai lawan kata 'berani' yang pastinya cenderung bermakna positive, tapi ngga semua penerapan kata takut bisa dilawan kata berani, ada yang harus  dilawan dgn kata 'nekat' atau beberapa kata lain yang justru bisa lebih bermakna negative lagi..

Ingat ngga sih waktu kecil kita suka ditakut-takutin atau diancam biar nurut,
"Awas jangan kesitu nanti ada hantu"
"Kalau ngga ngerjain PR nanti papa kurung ya dikamar mandi"
"Kalau ngga nurut nanti ngga mama ajak main ke mall"
"Kalau bohong nanti hidungnya panjang kayak pinokio" (padahal yang ngomong aja udah bohong, harusnya hidung dia panjang duluan.. :p )
Kita, orang tua atau orang dewasa cenderung cari jalan pintas yang mudah biar anak kecil nurut, termasuk saya sendiri dalam mendidik keponakan saya. Karena memang repot dan buang waktu kalau harus menjelaskan dengan detail kepada anak kecil. Itu mungkin PR buat saya (kita) dan saya pun masih proses belajar, mencari cara yang tepat dan efisien tapi bukan mengancam apalagi menakut-nakuti.. Kasih tahu dengan bahasa anak-anak dan mudah dicerna, kenapa mereka harus melakukan sesuatu atau kenapa mereka dilarang..

Dalam beragama pun demikian, kita diajarkan untuk takut masuk neraka, takut berdosa, bahkan beberapa kali saya dengar kata 'takut Tuhan' ditempatkan dalam beberapa kalimat. Saya ngga bilang itu salah 100% tapi terkadang itu menjadi bertentangan dengan nilai-nilai keindahan saat kita mempelajari agama lebih dalam.

Kenapa kita cenderung diajarkan menjalankan ritual ibadah karena takut masuk neraka? bukan karena beribadah itu memang kebutuhan kita? Bahwa kita butuh berkomunikasi dengan Tuhan, Sang Pencipta yang paling tahu kita ini bagaimana, cara berkomunikasi itu salah satunya dengan ritual ibadah. Contoh kalau dalam islam mewajibkan kita untuk sholat 5 waktu, sebenarnya karena Tuhan tahu banget  itu kita butuhkan, bukan sekedar dia mengharuskan, karena Tuhan tahu keterbatasan kita dan ada titik dimana kita diminta pasrah. Kita "diminta" mengingat tentang tujuan hidup dan berkomunikasi dengan-Nya hanya 25 menit dari 24 jam, kalau ada yang merasa kurang silakan lakukan ibadah sunnah, yang juga sudah disediakan tuntunannya.. karena itu ngga heran kalau ada bait puisi atau lagu yang bertanya” “jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau mau bersujud kepada-Nya?” dan jawabanya Pasti mau jika dan hanya jika bersujud itu adalah kebutuhan. Bersujud pasti akan terus dilakukan, jika manusia bisa merasakan nikmatnya bersujud..

Kenapa mesti takut sama Tuhan, Tuhan itu Maha Pengasih, Maha Penyanyang dan Maha Pengampun, Dia yang membuat kita ada, saya yakin Dia bertanggung jawab penuh untuk itu. Bukannya kita bisa mengadu, curhat, menangis sama Tuhan? How come kalau kita takut? Kita harus nurut bukan takut, tapi itupun untuk kebaikan kita bukan untuk siapa-siapa. Kenapa mesti takut mati? Karena ibadah yang belum sempurna? Memang kapan bisa sempurna? Sempurna untuk ukuran siapa? Konon kematian akan mempertemukan kita dengan Sang Pencipta.. kenapa mesti takut jika ditanya “Siapkah mati hari ini?” Mungkin itu sesuatu yang tidak pasti, kita tidak tahu kapan akan mati.. tapi yang pasti tidak mungkin adalah kalau kita tidak mati.. Tapi sekali lagi saya bilang, ini bukan salah, tapi mungkin penggunaan kata yang ngga tepat..

Waktu saya nonton film "Eat, Pray and Love" saat ada adegan Julia Robert  bingung bagaimana cara berkomunikasi dengan Tuhan, bagaimana dia mau mengadu pada Tuhan untuk masalah yang dia ngga ngerti tapi dia bingung memulainnya, disitu saya tersadar untuk bersyukur sekali menjadi orang yang beragama, bahwa saya punya cara berkomunikasi dengan Tuhan yang sudah diajarkan dari kecil, begitu juga dengan agama lain yang punya cara masing-masing dan harus dihargai.. Itulah salah satu perbedaan besar orang yang beragama dan tidak, orang yang tidak beragama pada umumnya tetap percaya Tuhan, setidaknya mereka percaya ada “kekuaatan besar” yang mencipatkan alam, tapi mereka akan bingung saat harus berkomunikasi dengan Sang Pencipta yang dia yakini ada, saat begitu banyak pertanyaan yang tidak bisa terjawab.

Disamping itu, makna ibadah itu sendiri sebenarnya luas.. Ibadah itu bukan sekedar sholat dan mengaji, bukan sekedar pergi ke gereja dan baca alkitab.. Karena itu penerapan yang kurang tepat dalam memberikan pengertian ibadah kepada anak-anak cenderung terbawa sampai tua. Banyak dari kita (saya salah satunya) yang melakukan sholat hanya sebagai penggugur kewajiban, bukan kebutuhan berkomunikasi dengan Tuhan. Banyak dari kita (termasuk saya) yang terus sibuk bertanya “apakah sholat saya diterima?” daripada bertanya “apakah hidup saya sudah berguna?”

Perlahan saya akan berusaha untuk melepaskan rasa takut yang ada, saya akan terus belajar untuk melepaskan ketakutan saya akan sesuatu yang tidak pasti, ketakutan akan kejadian hari esok.. Tulisan ini bisa jadi salah untuk sebagian orang, tapi saya berusaha untuk tidak takut salah karena saya manusia..



Note:
Tulisan iseng ini dibuat di dalam mikrolet M-19 tadi pagi (16092011).. berusaha menikmati kemacetan Jakarta tanpa mengeluh dan rasa suntuk..thanks buat mas nyoman yang sudah sharing mengenai rasa 'takut' 

Jumat, 26 Agustus 2011

New Chapter of My Life...

Bismillahirahmanirrahiim...


Saya merasa perlu menulis, entah kenapa begitu banyak yang ada di kepala tapi saya ngga tahu harus menulis dari mana atau menulis yang mana. Kekhawatiran yang mendalam untuk kembali memulai suatu hubungan ternyata masih ada dan mungkin memang akan selalu ada, beribu cara sudah saya gunakan untuk tetap selalu positive thinking namun tetaplah: i'm just human being... Sometimes merasa begitu bodoh karena berkali-kali ngga berhasil membina hubungan atau membentuk komitmen, tapi toh tetap saya diharuskan untuk bangkit dan bangkit lagi, tanpa menyalahkan siapapun apalagi takdir atau Tuhan. Saya percaya semua ada dalam rencana-Nya dan saya bersyukur Allah sudah mengajarkan saya dengan berbagai cara dan pengalaman.

Episode baru dalam hidup saya pun kembali dimulai pada tanggal 17 Agustus 2011, dengan keinginan yang menggebu dari seorang teman untuk mengenalkan saya kepada seseorang. Belajar dari pengalaman, saya menanggapi atau memberi reaksi seperlunya, tanpa berharap banyak atau lebih tepatnya memanajemen hati dan perasaan semaksimal mungkin.. Seperti yang sudah-sudah tidak mau mengecewakan dan dikecewakan. Pertemuan memang tidak direncanakan secara special, dibuat sealami mungkin dengan fasilitator yang memang tulus mengenalkan.. dan pertemuan selama ± 7 jam pun meninggalkan kesan.. setidaknya itu yang bisa saya katakan, entah apa yang dia rasakan tapi komunikasi memang berlanjut setelah itu..

Banyak pembicaraan yang terjadi setelahnya walaupun sebatas chatting melalui ponsel.. Pembicaraan ringan tapi serius sebagai pengantar tidur dan membuat tidur jadi lebih tenang.. ngga tahu ini akan seperti apa nantinya, tapi tetap berharap akhir yang baik untuk saya maupun dia, berusaha lebih berani berekspresi dan mengungkapkan rasa walaupun tetap menggunakan cara yang santun.. yang jelas berusaha membawa hubungan ini ke arah yang lebih baik dan membahagiakan semua pihak.. Sampai saat ini namanya ada dalam tiap doa dan semoga akan selalu begitu..

Jumat, 01 Juli 2011

Ngga Punya Hobby...

Bismillahirahmanirrahiim...


1 Juli 2011


Beneran deh saya ini emang orangnya mood-mood-tan banget dan selalu panas di awal.. kalau diliat dari blog ini cuma bulan April aja rajin nulis itupun karena sedang menjalani Misi#21 selanjutnya nyaris ngga pernah, bahkan buka blog sendiri aja ngga rutin. Tapi memang kalau dipikir-pikir hobi menulis dan membaca saya jauh luntur dibandingkan jaman sekolah dan kuliah dulu. Waktu dulu novel Harry Potter yang tebelnya amit-amit bisa saya baca 2 hari sampe ngga inget tidur, ngga inget mandi tapi kalo makan tetep ngga lewat karena bisa sambil baca kan.. :p, baca novel Sidney Sheldon, novel Danielle Steel ngga pernah absen.. apalagi kalau mereka ngeluarin yang terbaru. Langganan majalah mingguan.. ngga bisa liat majalah nganggur meskipun majalah AyahBunda sekalipun kalo pas ada waktu dan peluang bisa abis dibaca, tabungan bisa terkuras buat buku.. Sempet pasang target dalam seminggu minimal 1 novel/cerita dan 1 buku motivasi atau pengembangan diri, terus target turun dari yang 1 minggu jadi 2 minggu, terus turun lagi jadi 1 bulan dan itupun udah setahun ini ngga tercapai ada aja alesannya, kalaupun ada waktu buat pegang buku/koran/majalah bawaannya males banget.. Parahnya beberapa buku dirumah masih dibungkus plastik, padahal pas beli napsu-nya selangit..

Jadi makin ngga jelas hobi saya tuh apa, dulu sih ngakunya baca, nulis dan masak tapi sekarang ketiga hal itu nyaris ngga pernah.. Sering pengen banget masak tapi kurang motivasi karena ngga ada yang dimasakin..:p Sekarang kalo ada waktu lebih suka kelayapan ngga jelas, nonton konser musik, malah sempat nonton badminton, ke bioskop, nongkrong di cafe atau restoran.. sok bergaya eksekutif muda banget deh.. Padahal sebenernya buka anak gaul juga.. Lebih sering baca berita dari BB, Chat, FB dan Twitter.. mungkin itu yang bikin buku ngga kesentuh.. Tapi sih sebenernya menikmati dan tetap bersyukur, kadang juga menganggap variasi hidup yang layak dan harus dinikmati.. Ditengah perasaan iri kalau melihat teman meluk anaknya dan bersandar di bahu suaminya, saya memang berusaha menikmati kebebasan yang masih saya miliki saat ini (ya.. saya manusia biasa kan punya cinta, rasa, benci, iri, marah dan lain-lain..) ~loh kok malah jadi curhat~

Sebenernya penting ngga sih punya hobby tuh? kalau manusia tanpa hobby itu sebenernya aneh apa ngga..? Jangan-jangan saya masuk dalam golongan manusia aneh.. Saya menyukai aktivitas baru, kalau menjalani aktivitas baru gairah saya muncul lagi, kadang jadi lebay, terus saya jalani sampai akhirnya bosan sendiri dan berenti, itu terjadi pada saya, apa mungkin itu ciri orang yang ngga konsisten.. tapi kalau masalah kerja, kewajiban dan komitmen sih InsyaAllah saya berusaha untuk selalu konsisten hanya saja kalau mengisi waktu luang yang ngga konsisten, belum lagi kalau malesnya kambuh ada juga PMS yang bisa jadi alesan 1 bulan sekali.. kalau udah males seharian malah bisa ngga ngapa-ngapain selain tidur ama makan.. dan kadang nyokap amaze ama gw yang bisa diem aja di rumah ngga ngapa-ngapain sampai mandi aja susah.. tapi bisa juga seharian keluar rumah ngga berhenti beraktivitas. 2 tahun kemarin semua waktu luang kepakai buat kuliah, belajar, bikin tugas sekarang udah selesai jadi sering bingung. Sabtu pagi lumayan ada kegiatan rutin 3 jam, setelah itu bingung ampe minggu.. seringnya kelayapan ngga jelas. Padahal begitu udah masuk senin hati dan pikiran langsung teriak  “Oh no! udah Senin lagi!” dan kembali beraktivitas rutin Senin hingga Jumat terjadi..

Sepertinya sekarang memang saya ngga punya hobby, makanya paling bingung kalau harus ngisi form yang ada isian hobby-nya apa..


Selasa, 21 Juni 2011

RABB, sedikit ingin berbincang dengan-MU..



Bismillahirahmanirrahiim...

22 Juni 2011


RABB, sedikit ingin berbincang dengan-MU hari ini melalui tulisan, semoga bisa menenangkan jiwaku yang sedang gelisah.. 2 bulan terakhir ini kenapa banyak kabar kepergian yang membuat aku berpikir lagi mengenai makna hidup dan kematian. TUHAN, saat aku melihat orang tua yang meninggal dunia, apalagi kalau sudah sakit sekian lama, meskipun tetap sedih tapi sepertinya hal itu mudah untuk aku terima, mudah untuk di-iklhas-kan, mudah untuk dipahami.. Beda hal-nya bila aku mendengar yang meninggal itu masih muda dan kemarin terlihat baik-baik saja.. Padahal semua ini milik-MU ya RABB.. Muda dan sehat tidak menjadi alasan untuk tidak KAU panggil, jika memang KAU menghendakinya, dan KAU pun tidak perlu banyak alasan untuk mengambil semua yang memang milik-MU, karena memang kepunyaan-MU..


Tapi aku memang selalu diajarkan bahwa sesuatu itu terjadi pasti ada hukum sebab-akibat, semua harus ada alasan yang jelas.. karena itu ya ALLAH maafkan aku jika aku sempat 'meragukan' dan mempertanyakan keputusan-MU, semua itu memang karena keterbasanku. Keterbatasanku untuk mengerti alasan-MU, rencana-MU yang katanya akan jauh lebih indah dari apa yang manusia bisa pikirkan.. Pada dasarnya sejauh yang aku ingat KAU memang tidak pernah menjanjikan bahwa hidup ini akan selalu indah, bahwa KAU akan penuhi semua keinginan.. tapi kenapa terkadang aku sering mendikte-MU bahkan dalam do'a yang katanya bisa menjadikan KAU dan aku lebih dekat..


Dalam kondisiku yang memang lemah dan dengan iman sangat terbatas aku terkadang marah dengan keputusan-MU yang tidak sesuai dengan mau-ku, padahal mungkin sebenarnya KAU yang paling berhak marah karena aku telah berani mendikte-MU, bahwa aku sering lupa bahwa aku dan semua ini adalah milik-MU.. Seharusnya mungkin aku selalu bisa menerima kesedihan seperti halnya aku bisa menerima kebahagiaan, menerima kematian seperti halnya aku menerima kelahiran, menerima kesulitan seperti halnya menerima kemudahan.. tapi kalau aku benar bisa begitu apa mereka masih menyebut aku "manusia"?

   
RABB, aku begitu yakin dan percaya bahwa semua yang terjadi dalam rencana-MU, bahwa KAU tidak mungkin menyia-nyiakan semua yang KAU ciptakan, bahwa semua kejadian dan pilihan yang KAU suguhkan pada kami adalah sarana buat kami untuk selalu belajar dan berkembang.. bahwa KAU begitu menginginkan kami memaknai dan memanfaatkan hidup ini dengan baik.. karena itu ya ALLAH.. Perencana yang Maha Sempurna.. bimbing aku untuk selalu mengambil langkah yang KAU suka.. jadi mahluk yang KAU cinta, kembali pada-MU kelak dengan suka cita..

  
Terima kasih ALLAH atas kepercayaan-MU melepaskan aku ke dunia yang fana ini, atas segala bentuk rejeki yang tidak pernah lupa KAU berikan di setiap detiknya, atas kesabaran-MU mendidik aku dengan berbagai peristiwa, atas ampunan-MU yang tidak pernah ada habisnya..

TUHAN, besok kita berbincang lagi ya..

 




Senin, 20 Juni 2011

HTS.. #Hubungan Tanpa Status#

Bismillahirahmanirrahiim..


20 Juni 2011



Udah lama nih ngga nulis.. :) baru dapet inspirasi lagi.. kemarin sempat twitteran sama seorang temen mengenai HTS singkatan dari 'Hubungan Tanpa Status', kayaknya asik juga buat dibahas.. Dulu juga sempat muncul istilah TTM atau 'Teman Tapi Mesra' atau apalah nama-nama lainnya yang sempat nge-trend.. Hubungan pria - wanita dewasa yang dekat memang sering menjadi rancu dan menimbulkan tanda tanya di lingkungannya, saya yang dulunya punya cukup banyak teman dekat pria sekarang menyadari kalau semakin lama memang keadaan tidak akan bisa seperti dulu lagi, keadaan dimana saya bisa berteman dengan bebas tanpa ada yang curiga, tanpa ada yang cemburu atau tanpa saling berharap. Manusiawi.. atau bisa jadi memang tuntutan lingkungan mungkin juga tuntunan umur..

'Status' HTS itu muncul bisa jadi disadari oleh yang punya hubungan atau bisa juga karena dimunculkan oleh lingkungannya.. Pria single dekat dengan wanita single di usia yang sudah siap berpasangan pasti akan mendapatkan dorongan dari lingkungan untuk segera meresmikan hubungannya, apapun bentuk hubungan itu.. entah pacaran atau biasa dikenal dengan istilah 'jadian', tunangan sampai akhirnya ke pernikahan.. Kayaknya gregetan banget deh kalau melihat pasangan pria-wanita single yang begitu akrab tapi menyebut diri mereka itu sahabat atau teman dekat..atau bisa jadi pelaku hubungan itu sendiri jadi merasa "ngga aman" sama hubungan yang sudah terjalin sedemikian dekat.. 

Saya pun seperti orang kebanyakan, tekadang merasa ngga nyaman dengan HTS tapi pada akhirnya saya pun menjalaninya dengan satu keyakinan bahwa hubungan pria single dekat dengan wanita single yang dapat dipertanggungjawabkan itu cuma satu, yaitu pernikahan.. kalau belum siap menikah pacaran atau HTS ngga ada bedanya kalau dilihat dari sisi tanggung jawab.. Beberapa hal yang bikin orang ngga mau HTS-an dan lebih memilih pacaran kalau berdasarkan yang saya rasakan:

  1. Hubungannya ngga jelas.. padahal apa yang jelas dari hubungan pacaran? jelas bisa mesra-mesraan? jelas bisa berantem? atau jelas bisa nuntut?
  2. Ngga bisa protes kalau dia jalan sama orang lain.. tapi emang jaminan ya kalau pacaran dia ngga akan jalan sama orang lain? dan kalaupun kita protes emang dapet apa?
  3. Ngga bisa marah kalau dia ngga nelp, ngga care, terlalu sibuk.. kalau dia memang menginginkan kita dia akan melakukan semua itu tanpa kita minta..
  4. Bisa ditinggalin gitu aja.. kalau pacaran emang ngga bisa ya? jelas bisa.. yang udah nikah aja banyak ko yang ditinggalin gitu aja.. padahal jelas-jelas pernikahan itu ada hukumnya dan ada hubungannya sama komitmen kita ke Tuhan..
Mungkin masih banyak lagi.. tapi yang harus diingat adalah enak atau engga enaknya itu pada dasarnya bisa dirasakan oleh kedua belah pihak.. Contoh takut ditinggalin? bisa jadi malah besok kita yang ninggalin kan.. kita ngga tau kan apa yang akan terjadi besok, kita berjodoh dengan siapa ketemu dengan cara apa, kita baru akan tahu sampai hal itu benar-benar terjadi.. Kembali ke hukum dasar, jodoh, rejeki dan maut di tangan Tuhan.. kalau jodoh ngga akan kemana.. Pacaran sebenarnya memang bisa menjadi latihan kita untuk berkomitmen sebenarnya, tapi ngga sedikitkan orang yang melakukan perselingkuhan saat pacaran bahkan saat sudah menikah.. Untuk saya pribadi, enaknya HTS tuh adalah sang pria tidak dengan mudah bisa nyentuh saya.. karena dia sadar sepenuhnya kalau saya belum jadi milik dia.. tapi kalau pacaran..baru jadian 2 hari aja udah berani megang tangan dan kadang khawatir berlanjut ke sentuhan yang lain saat pacaran memasuki 2 bulan terus 2 tahun.. Pacaran ngga bersentuhan? jujur kalau saya sih ngga pernah bisa.. saya ngga menyalahkan pihak pria karena terkadang keinginan itu muncul dari saya sendiri, makanya pacaran saya ngga ada yang bertahan lama, kecuali waktu saya kecil dulu.. saat kebutuhan manusia dewasa belum timbul dalam diri saya.. Karena itu setelah saya pikir lagi untuk saat ini (meskipun bukan pilihan yang enak), mungkin saya memang memilih HTS daripada pacaran..

Tuhan memang sudah merancang mahluk hidup untuk berpasangan, dan salah satu sifat dasar mahluk hidup adalah mempertahankan jenisnya dengan menghasilkan keturunan karena itulah kenapa hidup single di usia yang sudah cukup untuk menikah menjadi beban tersendiri. Beban itu datang dari diri sendiri ataupun dari lingkungan.. Keinginan saya untuk berpasangan masih ada dan semoga akan selalu ada, tapi saat ini saya mengusahakan hubungan yang memang benar mendapatkan ridho-Nya, yang memberikan saya ketenangan lahir batin, menjadikan setiap kebahagiaan, kesedihan, masalah dan perselisihan adalah ibadah.. Mungkin saat ini Tuhan belum menganggap saya siap memasuki gerbang pernikahan dan saya tetap akan sabar menunggu sampai saat itu tiba.. :) semoga..